Selasa, 08 Juni 2010

HYDROCELE TESTIS

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.(1,3) 
Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).(4)

B. TUJUAN 
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Program Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Bedah Universitas Islam Sultan Agung di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. 

C. MANFAAT 
Melalui penulisan referat berjudul Hidrokel Testis diharapkan dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari diagnosis dan penatalaksanaan Hidrokel Testis. 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 

A. Anatomi Testis (2,3)

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. 

Gambar 1. Potongan melintang testis. 
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. 
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk cairan semen atau mani. 
Vaskularisasi 
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 
1. ¬ Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta 
2. ¬Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior 
3. ¬ Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. 
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.

Gambar 2. Potongan melintang Traktus Genitourinarius Pria 

B. DEFINISI 
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Dapat dikatakan penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (1) 

C. ETIOLOGI 
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.(1) Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.(4) 
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.(1) 

D. KLASIFIKASI (1) 
1. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis 
a.Hidrokeltestis 

Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. 

Gambar 3. Hidrokel testis 
b.Hidrokelunikulus 
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. 
c. Hidrokel Komunikan 
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen 

E. PATOFISIOLOGI 
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. 
(4). Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Ujung bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis. 
(5). Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.(5) 

Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik. (1) 

F.DIAGNOSA (2) 
Anamnesis 
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu. (2) 
Pada hidrokel testis besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus kantong hidrokel besarnya tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis.(4) 

Pemeriksaan Fisik 
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan yang terkumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel atau padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.

Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di skrotum tersebut bukan hidrokel. 

Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa. 

Pemeriksaan Penunjang 
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

G. DIAGNOSIS BANDING 
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah : 
1. Varikokel (7) 
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. 
Gambaran klinis : 
Anamnesa : 
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah. 
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri. 
3. Terasa berat pada testis 
Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava) 

Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis. 

2. Torsi Testis (1) 
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis. 
Gambaran klinis : 
Anamnesa : 1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum. 
2. sakit perut hebat, kadang mual dan muntah. 
3. nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal. 
Pemeriksaan Fisik : 
1. Inspeksi 
testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat. 
2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus 

3. Spermatocele (7) 
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma. 
Gambaran klinis : 
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri 
Pemeriksaan fisik : - teraba masa kistik 
- Mobile 
- Lokasi di cranial dari testis 
- Transiluminasi (+) 
- Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan 

4. Hematocele (7) 
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma. 
Gambaran klinik : benjolan pada testis 
Pemeriksaan Fisik : 
- Masa kistik 
-Transiluminasi (-) 
5. Hernia Inguinalis Lateral (6) 
Gambaran klinis : 
Anamnesa : 
benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur. 
Pemeriksaan fisik : 
Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen. 
Transiluminasi (-) 

6. Tumor testis (1) 
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun. 
Gambaran klinis : 
Anamnesa : 
keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. 
Terasa berat pada kantong skrotum 
Pemeriksaan Fisik : 
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi. 

Transiluminasi (-) 

H. TERAPI (8) 
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. 
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. 
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : 
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, 
(2) Indikasi kosmetik 
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. 

Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). 

Teknik Operasi 
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: 
• Dengan pembiusan regional atau umum. 
• Posisi pasien terlentang (supinasi). 
• Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. 
• Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. 
• Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis. 
• Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. 
• Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan: 
• Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut. 
• Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut. 
• Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut 

Komplikasi operasi 
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi

I. KOMPLIKASI 

1. Kompresi pada peredaran darah testis 
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis. 
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi 
4. Sekunder Infeksi. 
BAB III 
KESIMPULAN 

Dari uraian dan penjelasan mengenai Hidrokel Testis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 
1. Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak usia 0-12 bulan dan jarang pada dewasa. 
2. Mekanisme terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam reabsorbsi, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan pada testis atau epididimis. 
3. Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG. 
4. Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak usia 0-12 bulan, aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor usia dan risiko terjadinya rekurensi. 
5. Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa kompresi peredaran darah testis, atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi 


DAFTAR PUSTAKA 

1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186 
2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971 
3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008 
4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35 
5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition, 1969 
6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997 
7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., 2005 
8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., 2008

Tidak ada komentar: