Selasa, 08 Juni 2010

PSIKOLOGI KEHAMILAN ,KESUBURAN DAN KEMANDULAN DAN MASALAH SEKITAR KEHAMILAN

Fungsi reproduktif wanita itu sangat kompleks,sehingga perlu diadakan studi secara kronologis mengenai hal ini . Persyaratan pertama untuk bisa menjadi hamil ialah : Kesuburan .Masa kesuburan ini hanya berlangsung dalam satu peiode tertentu yang terbatas secara defenitif dalam kehidupan wanita: Yaitu antara usia kurang lebih 14 sampai 50 tahun.
Kesuburan tersebut secara mutlak dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis dan anatomis. Proses fisiologis dari sekresi-sekresi internal menyebabkan kesuburan tadi. Namun demikian kesuburan wanita itu merupakan satu unit psikosomatis yang selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktorpsikis dan factor ornis atau fisis. Dengan kata-kata lain, fungsi hormone-hormon seks dalam tubuh wanita selaku kurir-kurir yang fisis-organis ini dipengaruhi pula factor-faktor psikis juga.

Analog dengan uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa kesulitan-kesulitan psikologis berkaitan dengan coitus dan kehamilan, biasanya mengakibatkan ketidak mampuan wanita untuk menjadi hamil atau untuk menjadi ibu. Maka sumber utama dari kemandulan ialah sebab-sebab psikologis, yang kemudian sering mengganggu proses-proses fisiologis.

Ilmu kedokteran modern menyebutkan macam-macam gangguan pada fungsi-fungsi jasmaniah yang tidak disebabkan oleh sebab-sebab organis, sebab sumber penyebabnya ialah faktor psikis. Factor-faktor psikis ini juga sering terdapat pada gangguan fungsional yang gynekologis (macam-macam penyakit pada wanita).

Umpama saja gejala sterilitas psikogenesis pada diri wanita yang pada umumnya menyebabkan kemandulan adalah fenomena yang sangat rumit yang sangat menjengkelkan ialah bahwa gejala sterilitas atau kemandulan itu seringkali masih terus berlangsung, sekalipun telah dilakukan pengobatan yang sangat intensif terhadap kekurangan-kekurangan hormonal. Hal ini diakibatkan oleh karena gejala-gejala tersebut banyak distimulir oleh peristiwa-peristiwa psikis. Dan sebaliknya pula pengobatan psikologis saja juga tidak akan efektif jika masih terdapat factor-faktor organis (dalam bentuk penyakit) atau pada organ yang tidak sempurna. Telah kita pahami bahwa bagi wanita yang normal dan sehat coitus menampilkan langkah-langkah awal menuju pada pelaksanaan fungsi keibuan. Maka kesukaran-kesukaran untuk menjadi hamil yang disebabkan oleh factor-faktor psikis pada umumnya dimanifestasikan dalam wujud :

Mekanisme bersenggama yang keliru atau abnormal sifatnya, tanpa menunjukan adanya gangguan-gangguan hormonal.



Rangsangan-rangsangan saraf diwaktu bersenggama itu bisa terganggu oleh pengaruh-pengaruh psikis tadi, sehingga tanpa sadar wanita yang bersangkutan melakukan geran-gerakan muskuler (otot, urat) dalam vagina yang sangat mekanistis sehingga tercegah masuknya sperma kedalam vagina atau kedalam tubuh wanita tersebut. Biasanya wanita yang bersangkutan menyebutkan sebagai dalih dari kemandulannya alas an sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan suami

2. Ketidakbcusan partnernya atau

3. Keluarbiasaan pada kelenjar-kelenjar vaginanya. Wanita yang bersangkutan itu sama sekali tidak menyadari, bahwa sebab utama yang mengakibatkan kemandulan ialah factor-faktor psikis yang ada pada diri sendiri.

4. Sebab pada umumnya kesulitan-kesuliatan psikogenis yang menyebabkan kemandulan (sulit jadi hamil) atau sterilitas tersebut bersumber pada abnormalitas psikogenis sewaktu bersenggama. Maka segenap kehidupan psikis dan struktur kepribadian seseorang itu erat berpautan dan berpengaruh besar sekali fungsi reproduksinya.



Setelah kita maklumi bahwa aktifitas seksual wanita dengan segala komponen bagiannya itu sangat bervariasi antara lain berupa :

Kesediaan menderita pada proses deplorasi, kepuasan seksual, aktifitas permulaan untuk jadi IBU, kesediaan memberikan kenikmatan pada partnernya, pasifitas dalam partisipasi coitus, gerak-gerak menghisap yang kuat dari vagina dan gerak mengeluarkan penis secara perlahan-lahan, kerelaan menderita demi anak dan suaminya, sifat lembut penuh rasa keibuan terhadap anak dan suami kesiagaan untuk melakukan penyesuaian diri dalam segi-segi ertis dan lain-lain.

Maka jauh dalam ketidaksadarannya, wanita itu sering mengasosiasikan coitus dengan kelahiran bayinya. Jelasnya semua bentuk kegiatan seksual tadi dimuati oleh komponen-komponen psikologis, yang sebagian sifatnya riil kongkrit, dan sebagian lainnya bersifat simbolik, khayali atau idiil. Semua kejadian tadipada intinya mengaruh pada intinya mengarah pada: awal serta akhir dari fungsi reproduktif wanita.

Seorang wanita yang secara emosional belum bersedia dan belum mampu memberikan pada patnernya-seksnya kemesraan rasa keibuan, padahal kemesraan tersebut secara implicit juga memberikan kebahagiaan sebesar-besarnya pada diri sendiri, akan memulai kehamilannya dengan sikap non-maternal, tanpa rasa-rasa keibuan; dan diliputi oleh perasaan-perasaan tidak bahagia. Kondisi kejiwaan semacam ini dengan sendirinya bisa menghambat terjadinya kehamilan (yang sangat diharapkan oleh wanita yang bersangkutan ).



Selanjutnya, diskrepansi (tidak kesesuaian, pertentangan) antara dorongan untuk mmendapatkan kenikmatan seksual secara pribadi dengan dorongan untuk mengabdi pada spesiesnya atau fungsi reproduksi, akan menimbulkan banyak konflik bathin. Biasanya konflik bathin tersebut diawali sewaktu orang melakukan aktifitas bersenggama. Umpama saja, berupa ide mengenai beratnya fungsi reproduksi; yaitu keadaan hamil dan melahirkan bayi itu dibayangkan berlangsung penuh kesulitan dan banyak kesakitan, serta amt menakutkan, sehingga sangat mengganggu pada penghayatan kesenangan seksual.

SEBAB-SEBAB KEMANDULAN

Pengalaman-pengalaman membuktikan, bahwa unsur ketakutan serta kecemasan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi akan menimbulkan dampak-dampak yang merintangi tercapainya orgasme pada coitus. Ide-ide yang keliru tentang reproduksi akan diinternalisasikan (dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang bersangkutan; dan lambat laun akan menjadi:

Pengaruh psikis yang bisa mengakibatkan sterilitas atau kemandulan wanita. Juga perasaan berdosa yang hebat namun tidak disadari, sering menjadi sebab utama dari gejala sterilitas psikogenik yang sering menjurus pada gejala neurotik obsesif.

Pada umumnya dapat dinyatakan, bahwa sebab yang paling banyak dari sterilitas atau kemandulan itu ialah:

· ketakutan-ketakutan yang tidak disadari atau yang ada dibawah sadar, dan yang invantil kekanak-kanakan sifatnya.

Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan social. Peristiwa semacam inilah biasanya mengeliminasi atau meniadakan kemungkinan-kemungkinan untuk menjadi seorang ibu, atau menghapus kemungkinan jadi hamil.

Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut bervariasi banyak sekali. Biasanya pengalaman-pengalaman semasa pubertas memainkan peranan besar. Umpama saja berupa :

1. Keangganan dan ketakutan pada menstruasi, hinggaia merasakan symptom kesakitan pada waktu mendapatkan menstruasi;

2. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah, dan perut menjadi gembung;

3. Rasa-rasa sakit di seluruh badan, dari ujung kepala sampai kekaki, sakit-sakit dalam rongga tubuh sampai pada kulit atau bagian luar tubuh (psikosomatisme).

4. Ketakutan akan mengalami pembedahan-pembedahan pada tubuh dan bagian perutnya; dan

5. Macam-macam gangguan pada alat pencernaan

Elemen pokok dari ketakutan-ketakutan yang menyebabkan kemandulan wanita tersebut ialah : rasa bersalah, yang biasanya berasal dari dan bersarang pada kehidupan psikis yang tidak disadari, dan sifatnya tidak riil atau tidak logis.

Adapula tipe wanita lain yang memiliki sifat-sifat keibuan cukup baik, namun tetap steril-mandul, disebabkan oleh komponen psikis tertentu. Relasi seksualnya cukup sehat, dan ia bisa menikmati orgasme, serta mampu memeberikan kehangatan dan kemesraan kepada partnernya. Tipe wanita tersebut tidak diganggu oleh ketakutan, infantilisme dan rasa-rasa bersalah. Sebaliknya, sikapnya hangat, dan ia menaruh kepercayaan penuh kepada suaminya. Oleh cintanya yang meluap-luap kepada suaminya, wanita tersebut mempunyai anggapan yang keliru, bahwa suaminya tidak mau memberikan kepadanya seorang anak, atau tidak mengehendaki seorang anak. Sang isteri Cuma untuk suami itu sendiri, yaitu untuk memenuhi segala kebutuhan suami. Eksistensi dirinya hanya bermanfaat bagi pribadi suaminya. Ringkasnya isteri tadi jadi hak milik dan hak monopoli suami sendiri. Karena itu baik isteri mapun suami, kedua-duanya menolak kehadiran anak/bayi.

Suami tersebut biasanya belum masak untuk menjadi seorang ayah, sekalipun fungsi keibuan isterinya sudah cukup matang. Suami ini selalu merasa membutuhkan seorang ibu (istreinya berfungsi sebagai ibu), agar supaya benar-benar menjadi kuat dan jantan. Sang isteri agaknya menyadari bahaya-bahaya serbuan “sang bayi”. Sebab mereka akan benar-benar tertimpa suatu “bahaya”, terutama sekali akan menimpa suaminya, jika mereka sampai mempunyai anak, sebab cinta kasih isterinya harus dibagi antara sibayi dan pribadi suaminya.

BEBERAPA TIPE WANITA DAN KEMANDULAN

Ada pula tipe wanita yang empunyai sifat-sifat keibuan sempurna,namun tetap tinggal mandul dan steril. Wanita – wanita tipe ini biasanya memilih pola hidup perawan atau Membujang dan tidak mau kawin. Ia lebih suka memilih suatu profesi ,dimana ia dapat mengembangkan bakat da kemampuanya .

Seorang wanita yang takut ,menjadi hamil,justru menegmbangkan makanisme fisik dan fsikis sedemikian rupa ,sehinggga dia sering menjadi hamil maka kesulitan psikis itu bias menjadi kekuatan – kekuatan destruktif ( merusak) bagi kehidupan seseorang ,sebagai contoh

a. Sikap dingin – beku dari seorang istri terhadap suaminya di penuhi oleh perasaan – perasaan kebencian ,acuh tak acuh

b. Memandang rendah pada suami

c. Sikap mencela dan menghindar

d. Kecemasan – kecemasan untuk jadi hamil ,karena kehamilan dan melahirkan anak,semuany6a itu mungkin bias mengganggu harmoni kehidupan seksualnya .semua kejadian tadi juga bias menjadi sebab kemandulan psikogenik.

Jadi jelaslah bahwa kemandulan itu bukan di sebabkan oleh satu factor saja tapi banyak factor.

KEHAMILAN DAN MASA PRA NATAL ( SEBELUM LAHIR)

Kehamilan dan kelahiran bayi umumnya memberikan arti emosional yang sangat besar pada setiap wanita. Bersangkutan dengan peristiwa kehamilan tersebut ada teori yang berpendapat bahwa calon ibu atau wanita yang tengah hamil itu sering di hinggapi keinginan –keinginan dan kebiasaan yang aneh –aneh ,peristiwa tersebut dala bahasa jawa di sebut ngidam

Banyak orang mengatakan bahwa peristiwa ngidam atau ngidam denga permintaan yang aneh – aneh itu di rangsang oleh kebutuhan hormonal. Wanita yang bersangkutan menjadi sangat perasa dan mudah tersinggung lebih- lebih kalau permintaanya tidak di penuhi oleh suaminya maka timbulah semacam obsesi dan tekanan batin.

Pada umumnya seorang wanita yang tengah hamil itu elanjutkan kecendrungan – kecendrungan psikologis dan ciri – ciri tingkah laku yang di miliki sebelum ia menjadi hamil, yang jelas kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosi- emosi dan tekanan – tekanan batin pada kehidupan psikisnya .

KESULITAN –KESULITAN PADA MASA HAMIL

Jika terdapat kesukaran – kesukaran khusus dalam rumah tangganya ,umpamanya berupa kesulitan keuangan, kewajiban mengurus rumah tangga yang amat berat ,selisih paham dengan salah seorang anggota keluarga ,konflik dengan suami ,maka beban ujian berupa kehamilan itu pasti akan terasa seakin berat menekan pada dirinya.

Di samping itu kehamilan tersebut mengandung resiko mempertaruhkan jiwa dan raga ,khususnya pada saat melahirkan bayi merupakan perjuangan yang cukup berat bagi setiap wanita ,yang tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan

Ketakutan itu antara lain berupa: Kerisauan di sebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmani,jadi binggung,kecemasan karena tidak mendapatkan support emosional,mengembangkan reaksi kecemasan terhadap cerita –ceita takhyul yang mengerikan ,ketakutan menghadapi saat kelahiran bayinya,ketakutan kalau - kalau bayinya mati dan gugur ( abortus)

Kehamilan bisa menambah intensita kebahagiaan jika terdapat relasi yang baik antara wanita yang bersangkutan dengan suaminya . Sebaliknya kehamilan juga bisa memperkuat dan mempererat beban kesulitan batin,jika diantara suami istri sudah terdapat konflik.

Ada orang yang berpendapat, bahwa kehamilan seorang wanita bisa di jadikan alas an untuk mengizinkan sang suami iseng atau nyasar mengadakan relasi seks dengan wanita – wanita lain dan para pelacur . Maka senyatanya suami yang sampai nyasar sedemikian ini bukan hanya di sebabkan oleh kehamilan istrinya saja akan tetapi lebih – lebih di sebabkan oleh kpola kebiasaan seksual yang salah , dan jelas tidak menghargai kemurnian ikatan perkawinannya

Yang perlu kita maklumi ialah

Kehamilan itu bias menambah parahnya ketegangan ,kecemasan – kecemasan dan ketakutan ,memperberat konflik serta derita batin yang telah ada diantara suami istri.

Jika seorang istri pada saat – saat normal bisa merasakan kebahagiaan dalam melakukan relasi seksual dengan suaminya,maka biasanya ia akan meneruskan aktivitas tersebut selama masa kehamilannya. Dan sebaliknya,jika pada saat – saat normal memang sudah terdapat friksi –friksi,pertentangan dan ketegangan – ketegangan denan suaminya ,maka kehamilan itu akan di jadikan alasan kuat untuk menghindari intimitas fisik, dan menghindari senggama dengan suaminya.

Telah kita maklumi,bahwa tujuan inti dari relasi seks ialah; kenikmatan yang utuh,tidak terganggu; namun dalam praktek sehari harinya relasi seksual itu senantiasa terganggu oleh ide – ide kelahiran ANAK. Hampir setiap kali apabila seorang ibu/ wanita melakukan senggama,senantiasa saja dia di hadapkan pada di lema:

- Demi kenikmatan ku sendiri

- Ataukah demi Anakku

Polaritas ini pada batas – batas tertentu pasti di hayati oleh setiap wanita yang normal,baik secara serius mendalam maupun secarasupefisial sepintas lalu. Jelasnya anak/bayi (keturunan) itu merepresentasikan GANGGUAN pada setiap kehidupan individual wanita,namun sekaligus juga merefleksikan JANJI- HARAPAN INDAH dan pengalaman optimis tertuju pada hari – hari mendatang

Setiap kehamilan terutama kehamilan yang pertama merupakan salah satu fajar baru dalam perkembangan hidupnya.

Tidak ada komentar: