Rabu, 09 Juni 2010

RESPONS EMOSIONAL




Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa
Fakultas Ilmu Keperawatan-Universitas Indonesia maju

ALAM PERASAAN
Suatu keadaan emosional yang berkepanjangan dan yang mempengaruhi seluruh kepribadian serta fungsi kehidupan

Gangguan alam perasaan
Merupakan suatu kelompok gangguan emosi yang disertai gejala mania dan depresi

Rentang Respons Emosional
Responsif terbuka dan sadar akan perasaan Reaksi kehilangan yang wajar menghadapi realita, mengalami proses kehilangan. tidak berlangsung lama Supresi menyangkal, menekan, menginternalisasi semua aspek perasaan terhadap lingkungan Reaksi kehilangan yang memanjang penyangkalan yang menetap dan memanjang, terjadi beberapa tahun

Mania/Depresi respon emosional yang berat, terlihat dari intensitas dan pengaruhnya pada fisik dan fungsi sosial

Depresi
Respons emosi yang maladaptif
Ditandai :
Perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan

MANIA
Respons emosi yang maladaptif
Di tandai :
peningkatan, perluasan alam perasaan atau keadaan alam perasaan yang mudah tersinggung dan terangsang

Asuhan Keperawatan Klien dengan Mania dan Depresi


Pengkajian
- Identifikasi faktor predisposisi, presipitasi, perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien

Faktor Predisposisi
Genetik
  1. Teori Agresi berbalik pada diri sendiri
  2. Teori kepribadian
  3. Teori kognitif
  4. Model belajar ketidakberdayaan
  5. Model perilaku
  6. Model biologis
Faktor Presipitasi
Faktor Biologis
Disebabkan obat-obat/berbagai penyakit fisik

● Faktor Psikologis
Kehilangan kasih sayang
Kehilangan cinta, seseorang dan harga diri

● Faktor Sosial Budaya
- Kehilangan peran, perceraian, kehilangan
pekerjaan

PERILAKU DAN MEKANISME KOPING
Perilaku mania:
perbedaan intensitas psikofisiologikal yang tinggi
Mekanisme koping yang digunakan : denial dan supresi untuk menghindari tekanan

Perilaku Depresi:
kelambatan dan kesedihan yang menonjol dan dapat terjadi agitasi
Mekanisme koping yang digunakan : represi, supresi, denial, disosiasi
Perilaku yang Berhubungan dengan Mania

Afektif
Gembira yang berlebihan (Euphoria), harga diri
Meningkat, tidak tahan kritik

Kognitif
Ambisi, mudah terpengaruh, mudah beralih
perhatian, waham kebesaran, ilusi, flight of ideas,
gangguan penilaian

Perilaku yang Berhubungan dengan Mania
Fisik
Dehidrasi, nutrisi yang tidak adekuat,
berkurangnya kebutuhan tidur/istirahat, berat
badan menurun

Tingkah laku Agresif, hiperaktif, aktifitas motorik meningkat,
kurang bertanggung jawab, royal, iritable atau
suka berdebat, perawatan diri kurang, tingkah
laku seksual yang berlebihan, bicara bertele-tele

Afektif
Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah,
perasaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya,
putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak
berharga

Kognitif
Ambivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi,
hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran
merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis

Fisik
Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, Lemah, lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, perubahan berat badan, gangguan selera makan, impoten, tidak berespons terhadap seksual

Perilaku yang Berhubungan dengan Depresi
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan
tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor,
menarik diri, isolasi sosial, iritable (mudah
marah, menangis, tersinggung, berkesan
menyedihkan, kurang spontan, gangguan
kebersihan

Masalah Keperawatan
Berduka disfungsional
Ketidakberdayaan
Risiko cedera
Gangguan pola tidur
Perubahan nutrisi
Defisit perawatan diri
Ansietas

Perencanaan
Tujuan Keperawatan
Tujuan Umum :
Mengajarkan klien untuk berespon emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima lingkungan

Tindakan Keperawatan
Lingkungan
Hubungan perawat klien
Afektif
Kognitif
Perilaku
Sosial
Fisiologis

Afektif
Kesadaran dan kontrol diri perawat merupakan SYARAT UTAMA
Yakin klien akan lebih baik
Sikap perawat menerima klien: hangat, sederhana, AKAN mengekspresikan pengharapan pada klien

Intervensi afektif: menerima dan menenangkan klien, BUKAN menggembirakan/mengatakan klien tidak perlu khawatir
Dorong klien ekspresikan pengalaman yang menyakitkan & menyedihkan secara verbal (untuk kurangi intensitas masalah yang dihadapi)

Hubungan perawat klien
Hubungan saling percaya terapeutik dibina dan ditingkatkan
Bekerja dengan klien depresi perawat harus: hangat, menerima, diam aktif, jujur, empati, bicara lambat, sederhana, beri waktu pada klien untuk berpikir dan menjawab
Membuat batasan konstruktif (untuk kontrol perilaku klien): kontrol dari lingkungan (perawat, dokter, klien) yg konsisten akan mempercepat kesadara klien untuk kontrol perilakunya.

Kognitif
Meningkatkan kontrol diri klien terhadap tujuan dan perilaku, meningkatkan harga diri dan membantu klien memodifikasi harapan yang negatif

Cara mengubah pikiran negatif:
● Identifikasi ide, pikiran yang negatif
●Identifikasi aspek positif klien (kemampuan, keberhasilan)
● Dorong klien nilai kembali persepsi, logika, rasional
● Bantu mengubah persepsi yang salah/negatif ke positif, tidak realistis menjadi realitis
● Sertakan klien pada aktifitas-aktivitas. Beri pujian dan penguatan atas keberhasilan yang dicapai.

Perilaku Tujuan :
Mengaktifkan klien pada tujuan realistik (memberi
tanggung jawab secara bertahap dalam kegiatan
di ruangan).

Klien depresi berat disertai penurunan motivasi
perlu dibuat kegiatan yang terstruktur.
Beri penguatan pd kegiatan yang berhasil.

Sosial
Tujuan
Meningkatkan hubungan sosial, dengan cara:
Kaji kemampuan, dukungan dan minat klien
Observasi dan kaji sumber dukungan
Bimbing melakukan hubungan interpersonal, role model, role play
Beri umpan balik dan penguatan hubungan interpersonal yang positif
Dorong untuk mulai hubungan sosial yang lebih luas

Lingkungan
Mencegah terjadinya kecelakaan.
Klien dengan daya nilai rendah, hiperaktif, tindakan resiko tinggi, ditempatkan di lingkungan yang aman (lantai dasar, perabotan dasar, kurangi rangsang dan suasana yang tenang).
Mencegah tendensi bunuh diri (akibat tidak berdaya, tidak berharga, keputus asaan)

Kewaspadaan Perawat
Berikan prioritas yang paling utama pada potensi bunuh diri
Bunuh diri terjadi saat klien keluar dari fase depresi, klien punya energi dan kesempatan bunuh diri
Klien mania akut juga dapat mengancam kehidupannya.

TINDAKAN KEPERAWATAN
Observasi dan monitor
Terapi keperawatan
Pendidikan kesehatan
Tindakan kolaborasi

Tidak ada komentar: