Senin, 07 Juni 2010

ISLAM ADALAH "RUMAH KEDAMAIAN"

Ketika harta, wanita dan popularitas sudah dilampaui, manusia-manusia Barat (mordern) punya fantasi dan impian baru agar hidup damai di
planet atau pulau-pulau terpencil, yang dianggapnya sebagai solusi yang
bisa menyelesaikan persoalan hidupnya yang serba sumpek dan merisaukan
itu. Hal itu jelas tergambar pada ribuan karya dan kreasi mereka dalam
bentuk sastra, musik, film maupun rumus-rumus matematika, yang seakan
memberi jawaban pencerahan atas persoalan mereka, di mana dunia
industri dan iptek yang semula dianggap bisa mempercantik dunia dan
memperindah kehidupan, ternyata belum bisa memberi solusi yang
memuaskan batin mereka. Lantas apa solusinya, di manakah pencerahan itu
dapat ditemukan? Sungguh tak ada jawaban yang memuaskan kita sampai
kapanpun; tak ada planet atau pulau terpencil yang dapat menentramkan
kita; tak ada iptek secanggih apapun yang dapat membahagiakan kita; tak
ada pintu-pintu terbuka untuk kita semua selain pintu introspeksi-diri
(tobat) dan kembali ke jalan Tuhan. Karena tanpa ada kemauan untuk
mendahulukan Tuhan (iman), hidup manusia hanya akan menjadi
bulan-bulanan tak keruan, yang membuatnya terperosok dari satu jebakan
ke jebakan lain; dari satu ketergantungan ke ketergantungan lain; dalam
lingkaran mata-rantai pilihan demi pilihan yang tak pernah menemukan
prioritas dan prosentasinya secara benar. Tetapi bila kita mau berpikir
dengan "akal iman", melihat dengan "mata iman", dan mendengar dengan
"telinga iman", maka kita akan mengukur dan membaca hidup ini secara
jujur dan realistis, bahwa memang bangsa kita ini sedang bermasalah:
bahwa pilihan menjadi penguasa diktator di masalalu telah membawa
banyak masalah; bahwa menganut ekonomi kapitalisme (dengan riba yang
tak terkendali) telah membawa banyak masalah; bahwa pilihan menjadi
masyarakat liberal-modern telah membawa masalah; bahwa membangun dunia
industri dengan segala ipteknya (yang tak terkontrol) telah membawa
masalah. Lantas mau ke mana kita melarikan diri dari segala masalah
itu, ketika sumbernya justru berasal dari diri kita sendiri, dari
pilihan-pilhan kita sendiri, dari kesombongan dan keserakahan kita
sendiri, dari dendam dan kebencian kita sendiri? Nah, di sinilah Islam
menyampaikan puncak jawaban atas segala persoalan hidup manusia, bahwa
Islam bukan hanya mengajarkan kita agar terhindar dari dosa dan
kesalahan, tapi sekaligus menuntun dan mengarahkan kita agar bertobat
dan bangkit dari dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat... mohon
maaf dan selamat berpuasa, semoga kita dapat meraih ketakwaan....



Tidak ada komentar: